Rabu, 16 Januari 2013

Karya dan peninggalan sunan kudus


Hai sobat, kali ini saya akan memberi informasi tentang karya dan peninggalan sunan kudus, ini dia informasi nya:

Kebesaran sunan kudus tidak hanya sekedar di medan laga sebagai senopati di kesultanan demak bintaro, tetapi kepekaannya yang tinggi dalam oleh rasa (pangrasa) layaknya sang pujangga sehingga menghasilkan buah karya sastra yang bernilai tinggi. Diantara karya sastranya yang terkenal adalah tembang mijil dan maskumambang. Namun sayang teks hasil karyanya tersebut sampai sekarang penulis belum berhasil menemukannya sehingga muatan nilai yang terkandung di dalam belum bisa diketahui secara pasti.
            Sunan kudus juga kreatif dalam mengubah cerita-cerita yang menggugah terutama yang bermuatan ketauhidan. Dalam suatu cerita rakyat yang tersebar di masyarakat kudus dan sekitarnya, sunan kudus menggunakan srategi budaya dalam mengumpulkan orang di sekitar masjid. Maka ketika masyarakat kudus saat itu dikenal lekat dengan budaya hindu yang sangat menghargai sapi, maka hal ini justru dimanfaatkan oleh sunan kudus dalam memobilisasi masa dengan mengikatkannya di sekitar menara kudus.
            Namun sapi tersebut oleh sunan kudus, keberadaannya bukan untuk dianggap sebagai makhluk yang suci, yang patut disembah; tetapi alasan sunan kudus merasa bahwa beliau pernah sutu ketika sedang kehausan dan pada saat yang sama mendapatkan air susu dari seekor sapi (lembu). Sehigga penghormatan sunan kudus kepada sapi bukan semata-mata karena sapi itu suci, tetapi hanya sebagai bentuk kesalehan terhadap sesama makhluk Tuhan. Bahkan dengan lingkungan hidup termasuk alam semsta, manusia juga harus salingmenjaga dan berprilaku baik, tidak boleh berbuat kerusakan dimuka bumi. Dengan cara seperti itu antara lain kanjeng sunan kudus memberikan cerita-cerita menarik yang sarat dengan pesan moral dan pelurusan akidah sehingga secara bertahap akhirnya banyak orang tertarik dengan ajaran suna kudus.
            Pada masa perjuangan sunan kudus juga meninggalkan bangunan monumental masjid Al Aqsha  dan Menara Kudus yang begitu artistik dan menakjubkan. Bahkan Menara Kudus ini menjadi land mark (identitas) dari kota Kudus. Menara Kudus dan masjid Kuno peninggalan Sunan Kudus inilah yang hingga sekarang menjadi andalan pariwisata kota Kudus. Maka dalam publikasi Dinas Pariwisata Kabupaten Kudus, secara eksplisit dijelaskan:
“Daya tarik utama yang perlu anda lihat jika anda berkunjung ke Kudus adalah peninggalan bangunan lama dalam bentuk menara dan bangunan kuno di masa XV. Selain itu anda juga dapat mengunjungi peninggalan sejarah yang mampu membawa angan-angan semasa kejayaan islam di jawa serta menulusuri sejarah masuknya agama Islam ke Jawa Tengah”.

            Selain itu Sunan Kudus juga meninggalkan pusaka keris yang diberi nama Ciptaka atau Cintaka yang mengandung arti bahwa barangsiapa dicipta maka akan terwujid, barang siapa dicinta maka akan datang. Keris ini setiap bulan suro (muharram) menjelang buka luwur Sunan kudus, dicucikan oleh sesepuh dengan suatu proses ritual tertentu yang disebut dengan ritual jamas. Karena keris yang dijamas bukan sembarang keris,tetapi yang empunya adalah kanjeng Sunan Kudus yang keris tersebut dianggap memiliki kekuatan magis, maka penjamasan dilakukan dengan cara khusus dan dilakukan oleh orang-orang terpilih.
Dalam proses ritual jamas antara lain memperhatiakn hal-hal sebagai berikut:
1.      Penjemasan dilakukan pada hari Senin atau Kamis pertama setelah hari Tasyri’ (3 hari setelah hari raya Idul Adha).
2.      Tata cara penjamasan sebagaimana penjemasan adalah air rendaman merang, ketan hitam dan pejemurannya juga di atas merang ketan hitam pula.
3.      Sesuai penjamasan, diadakan suguhan (bancaan) jadah pasar.
Kekhususan lain yang dilakukan dalam penjamasan, adalah:
1.      Penjemasan adalah seorang ahli tertentu yang diberi rekomendasi Kyai/sesepuh.
2.      Proses penjemasan diawali dengan ziarah ke makam sunan kudus,yang ikut menyaksikannya.
3.      Sesuai penjemasan dibacakan tahlil, ayat suci Al Qur’an dan do’a.
Yang menarik dari penglaman yang ada dalam setiap kali waktu penjamasan, cuaca biasanya timbreng, tidak terlalu panas, juga tidak hujan, sebagian meyakini hal tersebut sebagai reaksi kekuatan magis dari pusaka keris tersebut.

1 komentar: